LAPORAN PEKERJAAN SOSIAL
UPT.
PELAYANAN SOSIAL REMAJA TERLANTAR
Jln.
Jendral Ahmad Yani no. 32 Blitar
Dosen:
1. Prof.
Dr. Mv. Roesminingsih, M.Pd
2. Wiwin
Yulianingsih, M.pd
Oleh:
Ulfatul Mu’arifah (12010034010)
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTA
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
2014
Lporan
Hasil Pengamatan
UPT
Pelayanan Sosial Remaja Terlantar
UPT
Pelayanan Sosial Remaja Terlantar adalah lembaga Pelayanan Sosial Pemerintah
Provinsi Jawa Timur yang mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan
bagi anak putus sekolah terlantar, agar anak mampu berfungsi sosial, mandiri
dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Pelayanan
sosial remaja adalah proses bantuan / pertolongan yang dilakukan secara
terarah, terencana dan sistimatis kepada remaja atau anak yang berusia 15-18
tahun, yang menjamin dirinya berkemampuan melaksanakan fungsi sosialnya secara
memadai atas dasar profesionalisme. Anak putus sekolah terlantar dalam binaan
UPT PSRT adalah remaja usia sekolah anatar 15-18 tahun yang karena suatu sebab
tidak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Visi
dan Misi UPT
Visi terwujudnya
peningkatan kesejahteraan social remaja putus sekolah terlantar melalui usaha
bersama pemerintah dan masyarakat.
Misi
1. Melaksanakan
penatalaksanaan kelembagaan dan perencanaan program pelayanan social remaja
terlantar.
2. Melaksanakan
pelayanan social yang mencakup pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis.
3. Melaksanakan
bimbingan fisik, mental , social dan pelatihan keterampilan sesuai dengan kaidah
profesi pekerjaan social.
Program yang Dilaksanakan Bagi
Klien di UPT Remaja Terlantar
Dimulai
dari pendekatan awal hingga proses pemfasilitasan kerja yang dilaksanakan di
UPT melaksanakannya dengan sangat terperinci. Berikut merupakan beberapa bentuk
persyaratan yang harus dipenuhi klient untuk dapat mengikuti pelatihan di UPT :
A.
Waktu
pelatihan
Waktu pelayanan rehabilitasi 6 bulan per angakatan.
Dalam satu tahun terbagi dalam 2 angkatan, yaitu: Angkatan I (85 klien) bulan
Januari s/d Juni. Angkatan II (85 klien) bulan Juli s/d Desember.
B.
Persyaratan
calon klien
1)
Usia 15 s/d 18 tahun
2)
Sehat jasmani dan rokhani
3)
Bisa baca tulis (minimal lulus SD/sederajat),
dilampiri foto copy ijazah terakhir 1 lembar
4)
Surat pernyataan/ izin dari orang tua /
wali
5)
Surat pengantar atau rekomendasi dari
instansi terkait (Dinas sosial Setempat)
6)
Photo berwarna uk. 3 x 4, 6 lembar
7)
Surat keterangan tidak mampu / miskin
8)
Surat keterangan belum menikah
9)
Surat keterangan berkelakuan baik dari
desa / keluarahan
10)
Pernyataan tidak terikat kontrak kerja /
sedang menunggu panggilan kerja
11)
Surat keterangan sehat dari Dokter
12)
Bersedia tinggal dalam Panti (di
asramakan)
13)
Baju putih, bawahan hitam / gelap (bukan
jeans) dan sepatu hitam
C.
Lingkup
wilayah
Klien berasal dari wilayah Eks karesidenan Kediri
(kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek, Kab. Blitar, Kab. Nganjuk, Kab. Kediri,
Kab. Madiun, Kota Kediri, Kota Blitar, dan Kab. Pasuruhan) serta bisa menerima
klien rujukan dari daerah lain.
D.
Sumber
daya pendukung
1. Sumber
Daya Manusia
PSRT
Blitar didukung oleh SDM yang memadai yaitu 19 orang PNS dengan kualifikasi
pendidikan 1 SLTP, 5 SLTA, 8 Sarjana, 5 Pascasarjana, dan 4 orang PTT.
2. Sarana
dan Prasarana
Gedung
perkantoran, Olahraga, Asrama klien, Masjid, Gedung Praktik / belajar,
Perpustakaan, Fasilitas pembelajaran berupa perangkat presentasi multimedia
(komputer, LCD, OHP, Projektor, sound System), Alat Musik (band), dll.
E.
Mekanisme
Penerimaan Klien
Seleksi
Rekomendasi
|
UPT
PSRT
|
Anak Usia 15-18 Tahun Sehat Jasmani
Rohani
Keluarga Tidak Mampu
Putus Sekolah
Bisa Baca Tulis
Berkelakuan Baik.
|
SELEKSI,
REKOMENDASI
DINSOS KAB/KOTA
|
REGISTRASI PENELAAHAN/
PENGUNGKAPAN MASALAH, DST PROSES
TAHAPAN YANSOS
|
Dinas
Sosial Kab/Kota
|
Calon
Klien
|
F.
Orientasi
Dan Konsultasi
Tahapan awal
yang dilakukan UPT PSRT Bliatar adalah Kegiatan Orientasi dan konsultasi, kegiatan
ini merupakan tahapan sosialisasi yang dilakukan kedaerah sasaran garapan dalam
rangka memperkenalkan program UPT dimasyarakat.
G.
Sosialisasi
Program, Seleksi, dan Assesmen
Sosialisasi Program
· Sebagaimana
penjelasan di depan kegiatan sosialisasi merupakan kegiatan perkenalan program
UP PSRT dengan tujuan agar didalam proses pelayanan tepat sasaran, tepat waktu.
· Kegiatan
Sosialisasi dilakukan setahun 2 kali kegiatan yaitu bulan Desember dan bulan
Juni.
Seleksi
· Proses
seleksi adalah kegiatan menentukan calon klien definitive yang sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak UPT.
· Proses
seleksi dilakukan oleh pihak UPT melalui Pemerintah Kota/Kabupaten
Assesmen
· Assesmen
merupakan tahapan pengungkapan dan pemahaman kebutuhan pelayanan klien,
termasuk kebutuhan layanan ketrampilan sesuai dengan bakat dan minatnya.
· Hasil
yang ingin dicapai : penempatan anak dalam asrama dan mengetahui pengasuhnya,
penempatan anak dalam program ketrampilan.
H.
Penempatan
Pada Program
Bagi Klien
(penerima manfaat) yang telah diterima dan dilakukan registrasi, maka mereka
berhak menerima dan ditempatkan pada program pelayanan dalam UPT berupa
kecukupan kebutuhan dasar.
1. Kebutuhan
Asrama
2. Kebutuhan
Makanan Gizi Seimbang
3. Kebutuhan
Kesehatan
4. Kebutuhan
Pakaian
5. Kebutuhan
Pendidikan (Fisik, Mental, social dan Ketrampilan)
6. Kebutuhan
Rasa Aman (Perlindungan keamanan anak selama dalam proses pelayanan)
I.
Tahap Bimbingan Klien
Bimbingan Orientasi
·
Sebelum
dilakukan bimbingan teknis para penerima manfaat menerima bimbingan orientasi,
kegiatan ini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mempersiapkan
fisik dan mental klien dalam mengikuti program.
·
Bimbingan
orientasi dilaksanakan selama satu minggu, dengan pokok-pokok kegaiatan sebagai
berikut :
ü PBB (Peraturan Baris Berbaris)
ü Lintas Medan (Out Bond)
ü Pembentukan Kelompok
ü Mengenal status, struktur organisasi dan para
pegawai panti
ü Mengenal Janji Siswa
ü Mengenal Tata Tertib
ü Saling menegnal diantara mereka
ü Pengenalan personil/Pembina dengan siswa
ü Pembentukan pengurus Karang Taruna
Bimbingan Fisik
Bimbingan Fisik meliputi kegiatan :
·
Jogging/Jalan-jalan
sehat
·
Senam Kesegaran
Jasmani
·
Olahraga Volly,
tennis meja, bulu tangkis
·
Kebersihan
Kamar/Asrama
·
Kebersihan
Lingkungan Panti
Bimbingan Mental
Bimbingan Mental
bertujuan agar ada peningkatan rasa percaya diri, optimism menghadapi hidup dan
mempunyai rencana hidup kedepan.
Bimbingan
didalam kelas antara lain meliputi :
Bimbingan Tauhid dan Fiqih
·
Kepemimpinan
·
Komunikasi dan
Relasi Sosial
·
Karang Taruna
·
Psikologi Remaja
·
Pengetahuan
Pengubahan Perilaku
Bimbingan
diluar kelas meliputi :
·
Sholat lima
waktu
·
Ceramah sejenak
setiap selesai sholat
·
Kegiatan Karang
Taruna
·
Bakti Sosial
·
Penugasan Adzan
bergilir
·
Penugasan
kebersihan Musholla
Bimbingan Sosial
Bimbingan social
merupakan kebutuhan dasar anak dengan tujuan agar anak mempunyai kemampuan
dalam hubungan social, baik dalam interaksi social maupun komunikasi dengan
lingkungan sekitarnya.
Bimbingan Ketrampilan
Bimbingan Ketrampilan sebagai bekal menghadapi hidup
yang mandiri di masyarakat :
1.
PENJAHITAN
2.
BORDIR
3.
PERTUKANGAN KAYU
4.
OTOMOTIF
Bimbingan
Kesiapan Dan Peran Serta Masyarakat
Kegiatan
yang dilakukan dalah melakukan orientasi dengan tujuan melakukan bimbingan
kepada dunia usaha agar berpartisipasi dalam menerima klien praktek dan suatu
ketika menjadi tenaga terampil yang siap mandiri.
ü SENTRA BATIK
ü SENTRA BUBUT
ü SORUM YAMAHA/SUZUKI
Praktek Belajar Kerja
Resosialisasi
merupakan tahapan persiapan penyaluran yang meliputi bimbingan kewirausahaan,
PBK dan menjajagi tempat penyaluran anak putus sekolah terlantar.
Pelaksanaan PBK
bukan semata-mata untuk menguji kemampuan keterampilan kerja, tetapi juga untuk
menguji kemampuan fisik, kemampuan relasi social, dan kematangan mental.
Selesai
mengikuti kegiatan Bimbingan Sosial, Mental dan Bimbingan Ketrampilan,
masing-masing para penerima manfaat diberikan bantuan social/hibah berupa
barang stimulan sesuai ketrampilan yang diikuti selama 6 bulan.
Bimbingan
Lanjut
Bimbingan lanjut
merupakan proses penguatan kapasitas anak di keluarga dan masyarakat :
Bimbingan lanjut
dilakukan terhadap eks klien tahun sebelumnya, dengan mendatangi rumah
masing-masing atau dikumpulkan disalah satu rumah klien yang berdekatan.
Bimbingan lanjut
dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil bimbingan fisik, bimbingan
mental, dan social untuk mengetahui perubahan perilaku, mental dan social untuk
mengetahui perubahan perilaku, mental dan hasil pendidikan ketrampilan mereka
termasuk pemanfaatan ilmu yang mereka peroleh dengan menggunakan instrument. Hasil
yang ingin dicapai: anak dapat mandiri menjalani kehidupannya di keluarga,
dunia kerja dan masyarakat.
Jadwal Rutin Siswa Blitar
WAKTU
|
KEGIATAN
|
04.00 –
05.00
|
Bangun Pagi, Sholat
|
05.00 –
06.00
|
Kebersihan Lingkungan
|
06.00 –
07.15
|
Kegiatan Individu, Makan Pagi
|
07.15 –
07.30
|
Apel Pagi
|
07.30 –
08.15
|
Avaluasi dan Motivasi
|
08.15 –
09.45
|
Bimbingan Ketrampilan
|
09.45 –
10.00
|
Istirahat
|
10.00 –
11.30
|
Bimbingan Ketrampilan
|
11.30 –
13.30
|
ISHOMA
|
13.30 –
15.00
|
Bimbingan Ketrampilan
|
15.00 –
15.30
|
Istirahat, Sholat
|
15.30 –
17.00
|
Kegitan Karang Taruna
|
17.00 –
19.30
|
ISHOMA
|
19.30 –
21.00
|
Bimbingan Sosial/Psikologi/Intelektual
|
21.00 –
21.30
|
Apel Malam
|
21.30 –
04.00
|
Istirahat
|
PEKSOS
(PEKERJA SOSIAL)
Sesuai
dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Angka Kreditnya,
pertama, Pekerja Sosial adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial di lingkungan instansi pemerintah
maupun pada badan/organisasi sosial lainnya. Kedua, pekerjaan sosial adalah
suatu profesi yang ditujukan untuk membantu orang, baik individual, kelompok,
dan atau masyarakat dalam memperbaiki atau meningkatkan kemampuannya mencapai
keberfungsian sosial secara penuh serta mengupayakan kondisi-kondisi
kemasyarakatan tertentu yang menunjang pencapaian fungsi sosial.
Di
UPT PSRT Blitar, pekerja sosial juga melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan
haknya sebagai pekerja sosial. Para pekerja sosial melaksanakan tugasnya
sebagai berikut:
a. Sebagai
instruktur/pelaksana dalam kegiatan harian klien, kegiatan Pra Praktek Belajar
Kerja (PPBK) klien, kegiatan Praktek Belajar Kerja (PBK) klien mulai dari
bangun pagi sampai apel malam dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
·
Bangun pagi sholat subuh
·
Kebersihan lingkungan
·
Kegiatan individu
·
Makan pagi
·
Apel pagi
·
Ishoma
·
Apel malam
b. Sebagai
supervisor dalam kegiatan Praktek Belajar Kerja (PBK) klien di lokasi PBK yang
terletak tersebar di Kota Blitar
c. Membuat
catatan harian, mingguan, dan bulanan mengenai perkembangan klien dengan
rincian sebagai berikut:
·
Kondisi fisik
·
Kondisi mental psikologi
·
Sosiabilitas
·
Ketrampilan dan semangat kerja
·
Keaktifan dalam kegiatan bimbingan
·
Masalah yang dihadapi atau pelanggaran
yang dilakukan
·
Penilaian umum tentang perkembangan
klien
d. Membuat
catatan pertemuan pembahasan kasus oleh masing-masing Peksos pendamping dengan
rincian sebagai berikut:
·
Identitas klien
·
Keadaan keluarga
·
Pembahasan kasus tentang perkembangan,
permasalahan yang dihadapi klien, rencana penanganan terhadap permasalahan
klien, dan saran serta langkah-langkah selanjutnya.
e. Sebagai
teman, sahabat, dan orangtua para klien untuk tempat berbagi dan tempat curhat.
SUSUNAN
dan STRUKTUR Organisasi Lembaga UPT Remaja Terlantar
KEPALA
|
SUB
BAG TATA USAHA
|
SEKSI
PELAYANAN
SOSIAL
|
SEKSI
BIMBINGAN DAN BINJUT
|
Susunan
Organisasi UPT Pelayanan Sosial Remaja Terlantar berdasarkan Peraturan Gubernur
Jawa Timur Nomor : 119 Tahun 2008 terdiri atas :
1. Kepala
UPT
2. Sub
Bagian Tata Usaha
3. Seksi
Pelayanan Sosial
4. Seksi
Bimbingan dan Pembinaan Lanjut.
Daftar Pekerja Sosial Fungsional
di Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pelayanan Sosial Remaja Terlantar
(PSRT) Blitar
No.
|
Nama
|
Jabatan Fungsional
|
Kualifikasi pendidikan
|
1.
|
Susanto,
A.Ks
|
Peksos Ahli Madya
Pembina (IV/4)
|
Diploma,
STKS Bandung
|
2.
|
Suroto,
S.Pd.
|
Peksos Ahli Madya
Pembina (IV/4)
|
S1
PLS UNMUH Palu
|
3.
|
Wiwik
Wuryani, S.Sos.
|
Ahli Muda
Penata tingkat 1 (III/d)
|
D.3
STKS
S
1 Sosiologi
|
4.
|
Dra.
DR. Lelis Priyatni N.
|
Ahli Muda
Penata tingkat 1 (III/d)
|
S
1 STKS Bandung
|
5.
|
Endah
Supriatiningsih
|
Ahli Muda
Penata tingkat 1 (III/d)
|
SMKK
Malang
|
6.
|
Kustiani
|
Ahli Muda
Penata tingkat 1 (III/b)
|
SMEA
|
Laporan
Hasil Pengamatan terhadap Permasalahan Klien
Nama :
Agnes Puspasari
Usia :
17 Tahun
Tempat tanggal lahir : Blitar, 13 Juni 1996
Kelas yang diambil : Bordir
Agnes merupakan anak
ke-2 dari dua bersaudara, dia merupakan Remaja yang berkota asalak asli Blitar.
Agnes lulus dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 2013, namun dia tidak
melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menenganh Atas (SMA), dikarenakan keterbatasan
baiaya yang menjadi hambatan utamanya. Kejenuhan dalam mengikuti Pendidikan
Formal yang dirasa tidak efektif dan kondisi keuangan keluarganya yang sangat
pas-pasan tidak mendukung dia untuk melanjutkan ke SMA, sehingga dia mencari
pelampiasan melalui dunia luar yang dia kenal dari teman-temannya di luar,
serta pacar yang dimilikinya saat itu. Pendapatan ayahnya yang seorang kuli
bangunan dan ibunya seorang buruh pabrik, sangat tidak mencukupi untuk mereka
bisa dikatakan hidup layak. Maka dengan itu dia lebih memilih untuk tidak
melanjutkan ke SMA, karena ditakutkan kalau dia melanjutkan akan putus ditengah
jalan kareena keterbatasan biaya.
Dalam hidupnya agnes
kurang mempunyai tujuan hidup yang jelas bagi masa depannya. Dia bilang
“biarkan hidup saya mengalir seperti air mengalir”, ini dipengaruhi kebingungan
dalam hidupnya, dimana dia tidak mempunyai dana untuk melanjutkan pendidikannya
dan juga fasilitas yang sangat terbatas yang diberikan oleh orang tuaya. Dia
merasa hidupnya biasa-biasa saja, tidak satu hal yang spesial dalam hidupnya. Sehingga
tidak terdapat semangat untuk merubah hidupnya kearah yang lebih baik.
Suatu hari, dia
mendapatkan tawaran dari ketua RT setempat rumahnya tinggal untuk mengikuti
pelatihan yang akan diadakan oleh Dinas Sosial, UPT Remaja Putus Sekolah kota
Blitar. Dari sini dia mulai menyadari bahwa masih ada jalan untuk dia
melanjutka seklah walaupun tidak pada Pendidikan Formal. Yang dia harapkan dari
pelatihan ini ialah dia ingin, merubah hidupnya dengan mendapat pekerjaan yang
lebih layak dan lebih baik dari kedua orang tuanya. Dari UPT ini dia berharap
bahwa, dia bisa belajar arti dari sebuah kemandirian yang ingin dicapainya
melalui sebuah pekerjaan yang layak.
Ketika aqnes menyetujui
untuk mengikuti pelatihan ini, maka dia harus mau mengkuti peraturan-peraturan
yang siudah ditetapkan oleh UPT, yaitu dengan menjalankan system asrama bagi
para remaja yang mengikuti pelatihan. Pada saat awal dia memasuki asrama dia
menganggap baik-baik saja, namun karena adanya ketidak cocokan dengan salah
satu temannya, dia merasa tidak nyaman dan ingin pulang saja dari UPT. Permasalahan-permasalahan
yang dibawanya dari rumah belum bisa dia saring manakah yang harus dia
pentingkan terlebih dahulu. Permasalahan tambahan yang dihadapinya saat di UPT
ini adalah dia merasa senang dengan salah satu remaja yang juga sama-sama
mengikuti pelatihan, yang akhirnya mereka pacaran. Dari sinilah mulai adanya
kebiasaan dating terlambat saat pembelajaran, sering melamun, dan sering tidak
nyambung saat diajak berbicara.
Namun yang menyebabakan
dia tetap bertahan di UPT ialah dia sangat nyaman dengan para Peksos yang
serlalu menangani permasalahannya dengan tterbuka, pada saat klien ingin
mencurahkan unek-uneknye kepada Peksos. Di UPT sendiri dia difasilitasi dengan
diberikan sepasang baju seragan hitam purih dan kaos olah raga yang diberikan
secara gratis oleh pihak UPT. Pihak UPT juag memberikan makanan yang memenuhi
standart gizi yang diberikan secara rutin sehari 3kali makan, juga tidak lupa
dari segi kesehatan apara remaja setiap minggunya menerima cek kesehatan yang
dilaksanakan oleh Puskesmas setempat, sehingga dia bisa mengontrol
kesehatannya.
Harapan terbesarnya
setelah lulus daru UPT ini ialah dia ingin mendapatkan pekerjaan menjadi
seorang penjahit professional di sebuah perusahaan konfeksi. Dan kalau suatu
saat nanti sudah ada modal yang cukup maka, dia akan berusaha membuka srbiah
usaha jahit sendiri, walaupun itu masi kecil-kecilan, namun disisi lain dia
juga ingin melanjutka pendidikannya lagi ke Sekolah Menengah Atas (SMA).
Setelah itu dia berharap bisa melanjutkan pekerjaannya, sehingga dia bisa
membantu perekonomian keluarganya.
Kajian
Teori
Berdasarkan Teori dari
Mata Kuliah Pembangunan Masyarakat, yaitu Teori dari Mc. Clelland Diasari dan
Mx Weber yang berbunyi:
ü Setiap
orang atau masyarakat harus memiliki motof berprestasi yang tinggi yang
diwujudkan dalam etos kerjanya.
ü Bekerja
untuk sekedar memnuhi kebutuhan hidup tapi untuk tugas suci.
ü Motif
berprestsi dapat ditularkan melalui pendidikan, baik formal, informal maupun
non formal.
Pemecahan
Masalah
Pemecahan permasaahan
yang dihadapi oleh Aqnes yaitu permasalahn mentalnya yang kurang semangat dalam
menjalani hidup ini dengan memnerikan pembelakan kepada dia bahwa, hidup ini
itu sangat lah berarti, jika kita menyianyiakan waktu yang sudah ada, maka kita
tidak akan mendapatkan waktu itu kembali. Ini bisa dilaksanakan lewat konseling
kepada Peksos yang menanganinya secara individu. Karena dia merasa malu jika
permasalahannya di ketahui oleh orang banyak.
Masalah ke-2 yang perlu
dipecahkan yaitu kebiasaan pacarannya yang banyak mengganggu aktifitas
kesehariaannya. Ketika dirumah dia terbiasa hidup bebas tidak ada larangan
untuk main, walaupun itu malam hari. Namun di UPT dai harus mengikuti peraturan
yang sudah ditetapkan, sehingga dia merasa dikekang denga peraturan yang ada.
Ini dapat diselesaikan dengan memberikan bimbingan kerohanian, dari bimbingan
ini diharapkan kalau dia bisa mengatur emosinya sendiri. Dia diberikan
pengetahuan bahwa kita wajib menjaga nama baik keluarga dengan tidak kelaur
malam-malam.
Permasalahan yang ke-3
yaitu permasalah pendidikan, dimana dia ingin melanjutkan pendidikannya ke SMA
namun terdapat keterbatasan baiaya. Yang
menjadi hambatan tidak hanya biaya untuk sekolah namun juga biaya transportasi
yang harus diperlukan ketika dia bersekolah, serta kebutuhan perlengkapannya.
Dia lebih memilih menyalurkan uangnyauntuk makan dari pada bersekolah. Ini
dapat ditangani dengan pembekalan mental mengenai sekolah itu penting untuk
masa depannya, tidak hanya untuk mendapatkan selembar ijasah saja. Serta dari
pihak Peksos, UPT dan Pemerintah juga berperan serta dalam mencarikan beasiswa
sekolah untuk klien, karena klient merasa tidak ada sekolah yang menerimanya
jika tidak ada uang untuk membayar sekolahnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar