Short Story

“C.I.N.T.A” itu Sederhana tapi Rumit

Ditempat yang memang Allah SWT sudah merencanakannya. Aku mengenalmu ya, sampai akhirnya aku mengenalmu lebih lama. Sebatas teman itu yang pertama kali muncul di benakku, dan waktu juga yang menjadikan kita lebih mengenal. Dan entah apa, sehingga perasaan itu ada. Aku juga tidak tau alasan apa sehingga perasaan itu ada, tapi kenyataan nya memang itu adanya.
Ragu, apakah memang perasaan itu untuk ku atau orang lain yang memang sedang dekat dengan mu, aku gak tau dan agak mau tau saat itu. Karena kupikir ini hanyalah perasaan ku saja, tanpa harus kamu tau.
Saat ada orang lain yang mendekat padaku, ingin sekali rasanya aku membalik kan hati dan berpaling ke orang yang memang sudah jelas ada di depan ku, bahkan bisa dibilang dia lebih dari kamu dalam beberapa hal. Tapi hati memang tak bisa dipaksa, aneh ya !
Iya, itu lah hati... !!!
Dan sekarang, aku tak tau harus bagaimana, apa yang harus kulakukan sekarang. Dalam Do’a “Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita” karena hidup kita adalah milik-Nya.
Hingga akhirnya, kutorehkan hati ini dalam sebuah kertas dengan pena harapan. Harapan untuk yang terbaik.

Diam dalam Hati

Bingung, resah dan apalah itu
Rasa Cinta itu memang fitrah manusia,
Tak ada seorang pun yang dapat menolak hadirnya
C.I.N.T.A
Dalam diamku, aku bingung
Apa yang harus ku lakukan saat ini,
Apakah yang kulakukan ini
Sebuah kesalahan
Atau ?

Apakah  
Rasa ini untuk ku
Atau untuk orang lain

Diamku bukan berarti aku tak menyukai mu
Tapi,
Jika yang kurasakan ku katakan
Aku takut Allah Murka

Aku tidak mau
Sayang ini menjadi,
Sebuah arah yang salah
Cinta ini menjadi lumbung Dosa
Dan perasaan ini menjadi
Jalan menuju neraka

Yakinlah,
Jika memang Allah
Mentakdirkan kita bersama
Kita pasti akan dipertemukan pada
Waktu dan Tempat yang jauh Lebih Indah
Dimana Rasa Sayang dan Cinta

Adalah sebuah Pahala




Satu Lagi Tentang Cinta


Cintaku Seperti Ilmu Tajwid

Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan saktah, hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar…
Aku di matamu mungkin bagaikan nun mati diantara idgham billaghunnah, terlihat, tapi dianggap tak ada… Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar, jelas dan terang… Namamu ibarat ikhfa bagiku, selalu mendengung-dengung ditelingaku…

Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta… Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba-tiba semua itu seperti Idgham mutamaatsilain…melebur jadi satu.
Cintaku padamu seperti Mad Lazim, Paling panjang di antara yang lainnya… Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku rasanya seperti Qalqalah kubro.. terpantul-pantul dengan keras… Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab, ditandai dengan dua hati yang menyatu.. Sayangku padamu seperti mad thobi’I dalam Al-Qur’an… Buanyaaakkk beneerrrrr….

Semoga dalam hubungan kita ini seperti idgham bilaghunnah yang cuma berdua, lam dan ro’.. Meski perhatianku ga terlihat seperti alif lam syamsiah, namun cintaku padamu seperti alif lam Qomariah, terbaca jelas… Kau & aku sepeti Idgham Mutajanisain.. perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan sifatnya… Dan layaknya huruf Tafkhim, Namamu pun bercetak tebal di fikiranku.. Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti mad aridlisukun.. Subhanallah… Sungguh bahagia insan yang telah menemukan cinta sejatinya, mereka ibarat tasbih & benang pengikatnya yang terajut menjadi satu untaian yang selalu disentuh satu demi satu oleh insan mulia yang bibirnya basah akan cinta kepada Rabb-Nya..
  
Recomended for Read

Tidak ada komentar :

Posting Komentar