Apa yang pertama kali tersirat
difikiranmu saat mendengan kata sampah?
Buruk, kotor, jorok,
menjijikkan, tidak berguna, yang pasti tidak pernah tersirat difikiran kita
untuk menjadi seonggok sampah yang selalu dianggap negatif oleh kabanyakan orang.
Namun disisi lain ada sekelompok
orang yang meraup keuntungan dari adanya sampah tersebut, bagi mereka sampah
bukanlah hal yang menjijikkan, sampah bukanla hal yang kotor, melainkan sampah
merupakan hal yang membawa berkah yang membuat mereka mendapatkan risky yang
menjadim penghidupan mereka.
Dengan ini, jangan pernah
menganggap buruk sampah karena sampah tidaklah selalu buruk, tapi sampah juga
memiliki manfaat yang menjadi pengidupan banyak orang.
Pernahkan kamu mendengar
sekolah Kesetaraan (Kejar Paket), yupp, sekolah ini merupakan sekolah non
formal yang melaksanakan pendidikan alternative bagi mereka yang kurang
berutung, yang belum atau mungkin tidak bisa merasakan indahnya sekolah formal,
baik karena faktor biaya ataupun faktor-faktor yang memang tidak bisa mereka
ungkapkan karena alasan nama baik.
Dan dari sinilah cerita ini
dimulai, cerita yang mungkin kurang enak untuk didengar, cerita yang tidak
selau memiliki akhir cerita yang indah,
cerita yang memang tidak pernah seorangpun mengharapkan itu terjadi pada
dirinya.
Siswa atau yang biasanya
disebut dengan warga belajar (WB) dalam dunia pendidikan non formal adalah
orang-orang yang menempuh jalur pendidikan
kesetaraan untuk mendapatkan ijasah utnuk melanjutkan ke pendidikan yang
labih tinggi nantinya.
Dari sini di SKB CERME KAB.
GRESIK, tulisanku ini dimulai. Dimulai dari banyak anggapan sinis sekolah kejar
peket adalah sekolah buangan, sekolah pilihan terakhir dimana tidak ada lagi
jalan keluar selain bersekolah di sekolah kejar paket. Siswa SAMPAH begitu sering terdengar ketika
kita menjalankan praket Program Pengelolaan Pembelajaran (PPP) yang dimulai
pada 26 Juli hingga 28 Agustus 2015.
Di bulan inilah kita tersadar dimana kita
harus manyadarkan masyarakat bahwa sekolah yang mereka ambil bukanlah sekolah
yang salah, sekolah ini sama, sekolah ini juga memiliki kualitas yang dapat
disamakan dengan sekolah formal. Mereka bukanlah warga belajar buangan yang
tidak berguna mereka memiliki keistimewaan juga yang tidak dimiliki oleh warga
belajar lainnya.
Mereka tidak seharusnya
dianggap hal yang tidak memiliki manfaat, mereka adalah sosok yang memang
berbeda dengan anak-anak di usianya, mereka harus bekerja keras melawan
pahitnya hidup, sehingga diusia mereka yang masih asik untuk beajar dan bermain,
mereka dipaksa untuk ikut membanting tulang mencari uang untuk biaya sekolah
mereka.
Tidak hanya itu, banyak dari
mereka yang berasal dari keluarga yang sebenarnya bisa dikatakan mampu, namun
disisi lain mereka memiliki masalah yang memang itu merupakan rahasia
pribadinya, yang sangat rentan jika diketahui oleh banyak orang, maka dari
itulah mereka lebih memilih sekolah alternatif kesetaraan.
Banyak dari warga belajar yang
memiliki potensi yang sangat baik, yang jika diasah mereka akan menjadin
seseorang yang berbakat dibidang mereka. Mereka hanya membutuhkan pengakuan
dari masyarakat bahwa sekolah yang mereka pilih adalah sekolah yang juga
memiliki kualitas yang sama dan dapat dinilai setara dengan sekolah-sekolah
formal lainya.
Salah sat bukti adalah salah
satu warga belajar program kesetaraan (Kejar Paket B) di SKB Cerme Kab. GRESIK
yang melanjutkan ke Sekolah SMA formal, dia diakui kualitasnya, dan dia juga
dapat membuktikan bawa dia juga memiliki hak yang sama untuk diakui, dan
sekarang dia dapat membuktikan bahwa dia juga dapat melanjutkan ke Perguruan
Tinggi Negeri Trunojoyo Madura yang menjadi batu loncatannya untuk menggapai
impiannya.
Berawal dari tekat kuat dan
usaha yang keras maka, tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.
Jangan pernah meremehkan
saudara kita, dalam bentuk apapu, karena mungkin sekarang dia mungkin bisa kita
hina tapi, suatu saat nanti orang itu biasa saja yang menolong kita disaat kita
terpuruk membutuhkan bantuan.
Nasib tidak ada yang tau tapi
satu hal yang pasti Allah itu Maha Adil dan Tidak Pernah Tidur.
Jangan sebut lagi mereka “SAMPAH” karena mereka juga manusia yang
memiliki hati jika dikatanan sebagai orang yang tidak ada gunanya.
Dalam ini, mungkin tidak
selamanya baik, tapi ada satu hal yang saya tau, saya selalu berusaha untuk
berubah menjadi seseorang yang dapat berguna untuk orang lain.
Gresik, Juli – Agustus 2015
Sleman, September 2015
Late Post