Rabu, 01 Januari 2014

Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

KURIKULUM 2013 dari Landasan Kajian Filsafat

KURIKULUM 2013 dari Landasan Kajian Filsafat

Dalam kajian Filsafat Ilmu, bidang kajian filsafat ilmu ruang lingkupnya terus mengalami perkembangan, hal ini tidak terlepas dengan interaksi antara filsafat dan ilmu  yang semakin  intens. Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan telaah berkaitan dengan objek apa yang di telaah oleh ilmu (ontologi), bagaimana proses pemerolehan ilmu (epistimologi), dan bagaimana proses pemerolehan ilmu (epistimologi), dan bagaimana manfaat ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup induk telaah filsafat ilmu adalah: ontology, epistimology, dan axiology.
 Contoh permasalahan yang ada di masyarakat, yang dapat sesuai dikaji dengan dilsafat ilmu, yaitu tentang Kurikulum 2013 yang diterapkan pada program pelaksanaan pendidikan yang dimulai pada tahun 2013 ini.
Kurikulum 2013 pada dasarnya adalah untuk memperbaiki berbagai permasalahan yang timbul pada kurikulum 2006 yang sangat padat dan banyak pelajaran yang keluasan materinya melampaui tingkat perkembangan usia anak. Kurikulum 2006 juga belum sepenuhnya berbasis kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.  Dengan kurikulum 2013 diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya secara holistik dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

KAJIAN FILOSOFIS dari KURIKULUM 2013
A. Kajian Ontologi
Ontologi, dalam bahasa Inggris “ontologi” berakar dari bahasa Yunani “on” berarti dad, dan “ontos” berarti keberadaan. Sedangkan “ logos” berarti pemikiran. Jadi, ontologi adalah pemikiran mengenai yang ada keberadaannya. Dalam metafisika, pada dasarnya dipersoalkan mengenai substansi atau hakikat alam semesta. Apakah alam semesta ini merupakan kesungguhan atau kemungkinan.
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu?. Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut?. Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berfikir, merasa. dan, mengundra) yang membuahkan pengetahuan.
Dikaji dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum atau materi baru yang akan digunakan, apakah sudah tepat jika akan di luncurkan ke sekolah-sekolah, karena tidak semua pihak sudah paham betul mengenai kurikulum 2013.
Rencana kurikulum 2013 menganut model konsep pendidikan esensialisme, yaitu model pendidikan yang berkembang di Amerika Serikat yang identik dengan masyarakat industri. Hal ini dapat dilihat dari model pendidikan yang diterapkan berbasis sains yang berorientasi pada kompetensi lulusan agar siap untuk terjun ke dunia kerja. Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih dalam bukunya Pengembangan Kurikulum : Teori dan praktek mengungkapkan bahwa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum adalah : a) Relevansi, b) Fleksibilitas, c) Kontionuitas, d) Praktis, e) Efektifitas. Dari segi relevansi, kurikulum 2013 bertujuan untuk menyiapkan siswa yang siap untuk hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kurikulum ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreastif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi, serta bertanggung jawab.
Dari segi fleksibilitas, kurikulum ini mesih memberikan kesempatan pada sekolah ditiap daerah untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing, baik dari segi kondisi daerah, waktu, kemampuan anak, dan latar belakang peserta didik sebagaimana yang juga diterapkan pada kurikulum KTSP. Pada dasarnya, kurikulum ini terlihat sederhana, tetapi diharapkan mampu menjawab tantangan untuk mampu membekali peserta didik dalam menghadapi persaingan global di kehidupan sekarang dan masa datang.
Secara umum, Kesinambungan (kontinuitas) dalam kurikulum ini mengikuti dengan perkembangan peserta didik sesuai jenjang pendidikan yang mereka tempuh. Penjabaran tujuan yang ingin di capai dalam kurikulum juga telah dijabarkan secara terperinci. Namun, kembali lagi sebaik apapun kurikulum tanpa ada aplikasi yang tepat dan sesuai akhirnya tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Dilihat dari orientasi sains yang meyiapkan peserta didik untuk bekerja, maka akan banyak praktikumdan alat-alat yang akan digunakan. Dilihat dari kondisi infrstruktur kita sekarang dirasa kurang memadai untuk menerapkan kurikuluk ini secara utuh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan kurikulum ini dirasa sangat mahal dikarenakan pembebanan biaya pendidikan akan lebih banyak di serap untuk penyediaan infrastruktur.
Dari segi efektifitas, kurikulum ini sebagaimana yang telah disebutkan sebeumnya mungkin akan kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan infrastruktur yang dimiliki oleh pemerintah kurang memadai untuk melaksanakan kurikulum ini. Fasilitas seperti laboratorium tidak tersedia di setiap sekolah yang seharusnya membutuhkannya.
 
B.  Kajian Epitimologi
Secara etimolpogis, “epistimologi” berakar dai bahasa Yunani “episteme” yang berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan dan “logos” yang juga berarti pengetahuan. Jadi, epistimologi berarti pengetahuan yang sering disebut “teori pengetahuan”. Persoalan sentral epistimologi adala mengenai persoalan apa yang dapat kita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya.
Landasan epistimologi, itu tercermin secara operasional dalam metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: a) kerangka pemikiran yang bersifat logis denagn argumentsi yang bersifat konsisten dengan poengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun., b) menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut, c) melakukan verivikasi terhadap hipotesis termasuk untuk menguji kebenaran pernyataan secara faktual.
Kurikulum 2013 yang dikaji dari landasan Kajian Epistimologi, yakni saat Implementasi kurikulum 2013 telah selesai dilaksanakan, pemahaman masing-masing instruktur nasional, guru inti, kepala sekolah dan guru sasaran tidak semuanya sama. Beberapa persepsi yang berbeda menaglir disekolah masing-masing. Kondisi ini sedikit banyak menimbulkan beberapa pertanyaan yang tidak bertepi dan dapat menjadi resistensi berkelanjutan terhadap kurikulum  2013. Gambaran umum proses pelaksanaan kurikulum 2013 diantaranya:
ü Bahwa Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
ü Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”.
ü Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
ü Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
ü Dimana hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

C.  Kajian Axiologi
Istilah axiologi berasla dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai auat sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiologi artinya teori nilai, penye;idikan mengenai kodrat, kriteria, dan status metafisik dan nilai. Dlam pemikiran filsafat Yunani, studi mengenai nilai ini menedepankan dalam pemikiran Plato mengenai Idea tentang kebaikan, atau yang lebih dikenal dengan kebaikan tertinggi.
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan Ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan ?. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaida-kaidah moral ?. Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan anatra teknik, prosedural, yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional?.
Kurikulum 2013 di kaji dengan Kajian Axiologi yaitu terletak pada manfaat yang akan dicapai bila kurikulum 2013 ini di luncurkan. Adapun manfaat dari pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut:
§    Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan;
§    Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah;
§    Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom);
§    Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap;
§    Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam format ramah otak;
§    Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari;
§    Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas;
§    Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.