Teori
Humanisme
Menurut Teori humanistik, tujuan
belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Atau proses belajar dianggap
berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah
membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Para ahli
humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah :
1.
Proses
pemerolehan informasi baru.
2.
Personalia
informasi ini pada individu.
Tokoh penting dalam teori belajar humanistik
secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl
Rogers.
Permasalahan
yang Terjadi
Terdapat siswa didalam sebuah
lembaga pendidikan setingkat SD (sekolah dasar). Murid ini tidak dapat belajar
dengan nyaman ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga menyebabkan
materi pelajaran tidak dapat diterima dengan baik oleh murid tersebut, yang
juga berpengaruh terhadap nilai yang didapatkan oleh murid tersebut. Bagaimana
permasalahan ini dapat diselesaikan dengan Teori Humanisme ?
Solusi dari
Permasalahan yang Terjadi
Hal pertama yang harus dilakukan
adalah mencari tahu, faktor apa yang menyebabkan siswa tersebut tidak merasa
nyaman berada dalam proses pembelajaran dikelas. Apakah faktor dari keluarga,
apakah dari guru yang menyampaikan materi, ataukah dari individu siswa tersebut
sedang mengalami masalah.
Murid
akan belajar dengan lebih baik dalam lingkungan yang tidak mengancam. Ini
adalah salah satu area dimana pengajar humanistik telah memiliki dampak dalam
praktek pendidikan. Orientasi yang mendukung saat ini adalah lingkungan harus
tidak mengancam baik secara psikologis, emosional dan fisikal. Bagaimanapun,
ada penelitian yang menyarankan lingkungan yang netral bahkan agak sejuk adalah
yang terbaik untuk murid yang lebih tua dan sangat termotivasi. Menurut aliran
humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan
merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhankebutuhan ini.
Beberapa
psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk
berkembang, untuk lebih baik, dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati
supaya tidak membunuh insting ini dengan memaksakan anak belajar sesuatu
sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar
sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam
hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi.
Secara
singkatnya, pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan
positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal
ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat
laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar
ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya.
Para
pendidik hanya membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Teori ini cocok untuk di terapkan pada materi-materi yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena
social. Indikator keberhasilan dari teori ini adalah : Siswa senang, bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir siswa, serta
meningkatnya kemauan sendiri.
Menurut
teori ini ciri-ciri guru yang baik adalah yang memiliki rasa humor, adil,
menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan
wajar. Mampu mengatur ruang kelads lebih terbuka dan mampu menyesuaikannya pada
perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa
humor yang rendah, mudah menjadi tidak sabar, suka melukai perasaan siswa
dengan komentar yang menyakitkan, bertindak agak otoriter, dan kurang peka
terhadap perubahan yang ada.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar