10 Metode Pembelajaran
I. Metode
Diskusi
A.
Kapan
Digunakan
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi
pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang
dihadapai (Semiwan, 19990 : 76). Sedangkan menurut Suryosubroto (1997
: 179) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan
pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau
kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan
suatu masalah.
Metode ini tepat
digunakan pada saat siswa dan guru dalam proses belajar memecahkan sebuah
masalah, dimana para siswa di ajarkan untuk memecahkan sebuah masalah dengan
cara bersama-sama. Dimana dari kesepakatan tersebut akan didapatkan jalan
keluar dari permasalah tersebut. Sehingga siswa diajarakan untuk saling menghargai
pendapat temannya satu sama lain.
B.
Langkah-langkah
Pembelajarannya
Dalam proses diskusi terdapat beberapa
prosedur dan fase, yaitu:
1. Fase
dalam Diskusi
§ Persiapan perencanaan diskusi.
§ Pelaksanaan diskusi
§ Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih
terjamin.
§ Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu,
dan jumlahnya disesuaikan dengan sifat
diskusi itu sendiri.
§ Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan
harus jelas
§ Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan
berlarut-larut.
2. Metode
Dalam Diskusi
§ Pelaksanaan diskusi
a) Membuat struktur kelompok.
b) Membagi-bagi tugas dalam diskusi
c) Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi
d) Mencatat ide-ide/ saran-saran yang penting
e) Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta
f) Menciptakan situasi yang menyenangkan
§ Tindak lanjut diskusi
a) Membuat kesimpulan/laporan diskusi
b) Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi
seperlunya
c) Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut
untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan
datang.
C.
Kelebihan
·
Keunggulan Menurut Para Ahli
Zakiah Darajat, mengemukankan kelebihan metode diskusi. Kelebihan
metode diskusi ini di antaranya adalah :
1. Adanya partisifasi murid yang terarah terhadap
pelajaran tersebut
2. Murid harus berfikir secara kritis, tidak
sembarang bicara
3. Murid dapat meningkatkan keberanian.
·
Keunggulan secara Umum
Beberapa keunggulan dalam penggunaan metode diskusi dalam kegiaatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Merangsang kreativitas anak-didik dalam bentuk
ide,gagasan-prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
b) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat
sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
c) Memperluas wawasan.
d) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam
memecahkan suatu masalah.
e) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
f) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
pembaharuan suatu problem bersama-sama.
g) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu
pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
D.
Kekurangan
ü Kelemahan
menurut para ahli
B.Suryo Bruto, mengemukakan bahwa kelemahan metode diskusi adalah :
1. Suatu diskusi tidak dapat diramal sebelumnya mengenai
bagaimana sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan berpartisifasi
anggota-anggotanya.
2. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan
tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
3. Jalannya diskusi dapat dikuasai didominasi oleh
beberapa siswa yang “menonjol”.
4. Tidak semua topik dapat dijadikan topik diskusi tetapi
hanya hal-hal yang menjadi problematic apa yang dapat didiskusikan.
5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu
yang banyak.
6. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani
mengemukakan buah fikir mereka, biasanya sulit untuk mengatasi pokok masalahnya
ü
Kelemahan secara umum
Sedangkan kelemahan diskusi ketika digunakan dalam metode
pembelajaran adalahsebagai berikut :
1.
Tidak semua topik
dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja
yang dapat didiskusikan
2. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu
uraian diskusi.
4. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat
sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa
yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan
menggunakan kesempatan untuk berbicara.
6. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan
waktu yang panjang.
7. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau
menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok
lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau
lebih bodoh.
II. Metode
Kerja Kelompok
A.
Kapan
Digunakan
Modjiono
(199/1992) : 61) mengemukakan metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai
format belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi anggota yang satu
dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas
belajar secara bersama-sama.
Metode
ini tepat digunakan pada saat guru atau sekolah kurang mempunyai bahan / media
yang cukup untuk para siswa, ini akan sangat membantu siswa dalam belajar.
Disamping itu, kerja kelompok dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu
siswa yang kurang dalam proses pemahaman belajar. Dari kerja kelompok pula
siswa dapat memperbesar partisipasinya dalam belajar karena siswa merasa
memiliki bekal untuk ikut berpartisipasi dalam belajar. Disisi lain dengan
kerja kelompok dapat dilakukan pembagian pekerjaan siswa, diamana yang awalnya
siswa harus mengerjakan semuanya sendirian, siswa terbantu dengan adanya
bantuan dari teman-teman satu kelompoknya yang saling membantu pekerjaan
kelompok mereka. Yang akhirnya waktu dapat digunakan secara lebih efisien untuk
belajar siswa.
B.
Langkah-langkah
Pembelajarannya
1.
Kegiatan Persiapan
a. Merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
b. Menyiapkan materi
pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut kedalam tugas-tugas kelompok.
c. Mengidentifikasi
sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok.
d. Menyusun peraturan
pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri, dan tata tertib
lainnya.
2.
Kegiatan Pelaksanaan
a. Kegiatan Membuka Pelajaran
1) Melaksanakan
apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.
2) Memotivasi belajar
dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan
3) Mengemukakan
tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai
tujuan pelajaran itu.
b) Kegiatan Inti
Pelajaran
1) Mengemukakan
lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari
2) Membentuk kelompok
3) Mengemukakan tugas
setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua siswa
4) Mengemukakan peraturan
dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
5) Mengawasi,
memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja
kelompok.
6) Pertemuan klasikal
untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau
dari guru.
c)
Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
1) Meminta siswa
merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok.
2) Melakukan evaluasi
hasil dan proses
Melaksanakan
tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai siswa
maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut.
C.
Kelebihan
Roestiyah N.K (1998 : 17 menyebutkan berapa keuntungan metode
kerja kelompok. Keuntungannya ialah:
1.
Dapat memberikan kesempatan para siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah
2. Dapat memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan
mengenai suatu kasus atau masalah.
3. Dapat mengembangkan
bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampailan berdiskusi.
4. Dapat memungkinkan
guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya
belajar.
5. Para siswa lebih aktif
bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam
diskusi.
6. Dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk megembangkan rasa menghargai dan menghormati
pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling
membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.
D.
Kekurangan
a) Sulit membentuk
kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi maupun intelegensi.
b) Pemimpin kelompok
sering sukar untuk memberikan pengertian kepada anggota, menjelaskan, dan
pembagian kerja
c) Anggota
kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan pemimpin kelompok
d) Dalam
menyelesaikan tugas, sering menyimpang dari rencana karena kurang kontrol dari
pemimpin kelompok atau guru.
e) Sulit membuat
tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi kerja kelompok yang
komplementer.
III. Metode
Pemberian Tugas ( Metode Resitasi
)
A.
Kapan
Digunakan
Metode resitasi
dalam perspektif Mansyur (1996 : 110) adalah guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus
mempertanggungjawabkannya. Soekartawi
(1995: 19) mendefinisikan bahwa: Metode
resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan
tugas kepada siswa untuk dipelajari yang kemudian dipertanggungjawabkan di
depan kelas. Juga metode resitasi sering disebut dengan
metode pemberian tugas yakni metode dimana siswa diberi tugas khusus di luar
jam pelajaran.
Metode ini tepat digunakan pada saat siswa sudah
mendapatkan materi dari guru disekolah, sehingga untuk tindak lanjutnya guru
memberikan tugas dengan tujuan siswa dapat memahami lebih dalam tentang materi
yang telah tersampaikan dirumah masing-masing. Dengan ini dapat terlihat juga
seberapa bersar tanggung jawab dan disiplin siswa dalam belajar. Hal ini
penting karena dalam belajar siswa tidak selalu mendapat pengawasan dari guru.
Dengan pemberian tugas siswa mendapatkan kesempatan untuk melatih diri menjadi
seseorang yang lebih mandiri, yang akhirnya akan merangsang daya pikir peserta
didik, karena siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
B.
Langkah-langkah
Pembelajarannya
Pemberian tugas merupakan
seperangkat soal-soal yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam
pelajaran, soal-soal tersebut disusun sedemikian rupa dengan mengacu pada
tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan belajar
mengajar di kelas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mulyasa (2007 : 113) bahwa
agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung secara efektif, guru
perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan
penugasan dan cara pengerjaannya.
2. Tugas yang dberikan harus dapat
dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya,
berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan
lain-lain.
3. Apabila tugas tersebut berupa
tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat
secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas
tersebut diselesaikan di luar kelas.
4. Perlu diupayakan guru mengontrol
proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas
diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas
melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang
harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk
memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
5. Berikanlah penilaian secara
proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang
diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan
pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya
diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan
menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan
bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.
C.
Kelebihan
Kelebihan
Metode pemberian tugas yaitu :
1) Pengajaran klasikal cenderung untuk menyesuaikan cara
dan kecepatan mengajar terhadap ciri-ciri umum di kelas itu. Hal tersebut
menjadi sulit diikuti oleh kelompok yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata.
Dengan metode tugas setiap peserta didik dapat bekerja menurut tugas dan tempo
belajarnya masing-masing.
2) Metode pemberian tugas digunakan untuk melatih
aktivitas, kretivitas, tanggung jawab dan disiplin peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar. Hal ini penting karena dalam kegiatan pengajaran tidak
selamanya peserta didik mendapat pengawasan dari guru.
3) Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri
bekerja secara mandiri.
4) Metode pemberian tugas dapat merangsang daya pikir peserta
didik, karena mereka dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya.
5) Pemberian tugas disamping dapat dilakukan secara
individu bisa juga dilakukan secara kelompok, dalam hal ini peserta didik
dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil.
D.
Kekurangan
Kekurangan
Metode pemberian tugas yaitu :
a) Apabila diberikan tugas kelompok, seringkali yang
mengerjakannya hanya peserta didik tertentu saja. Sedangkan yang lainnya hanya
numpang saja.
b) Apabila tugas diberikan diluar kelas, sulit untuk
mengontrol peserta didik bekerja secara mandiri dan menyuruh orang lain untuk
menyelesaikannya.
c) Metode pemberian tugas menuntut tanggung jawab guru
yang besar untuk memeriksa dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan oleh peserta didik.
d) Sering terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode
pemberian tugas dari pengajaran menjadi semacam hukuman.
e) Apabila tugas sulit dikerjakan akan menyita waktu
peserta didik untuk kegiatan lainnya.
IV. Metode Demonstrasi
A. Kapan Digunakan
Metode
Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian,aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000).
Metode
ini tepat digunakan pada saat guru harus mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran dengan memprtunjukan secara langsung objek atau cara melakukan
sesuatu untuk menunjukkan proses tertentu. Dengan demonstrasi guru dapat
mempraktikan secara langsung materi yang ingin disampaikan dan siswa akan
menangkap pelajaran lebih cepat dari pada hanya mendengarkan ceramah dari guru.
B. Langkah-langkah Pembelajarannya
Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:
Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apa bila alat yang di
Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa.
Beberapa
petunjuk penggunaan metode demonstrasi:
1. Perencanaan: Menentukan tujuan demonstrasi
mengoperasikan PLC zelio logic smart relay; Menetapkan langkah-langkah pokok
demonstrasi membuat gambar kendali zelio di komputer; dan Menyiapkan alat-alat
yang diperlukan seperti PLC trainner dan komputer.
2. Pelaksanaan: Mengusahakan agar demonstrasi pembuatan
gambar kendali zelio di komputer dapat diikuti dan diamati oleh seluruh siswa
melalui proyektor; Menumbuhkan sikap krisis pada siswa sehingga terjadi Tanya
jawab, dan diskusi tentang masalah PLC zelio logic smart relay; Memberi
kesempatan pada setiap siswa untuk mencoba membuat gambar rangkaian kendali
zelio di komputer sehingga siswa merasa yakin tentang suatu proses operasi
rangkaian kendali PLC zelio logic; Membuat penilaian dari kegiatan siswa dalam
demonstrasi menggunakan PLC zelio logic tersebut, seperti gambar hasil karya
siswa yang dibuat di komputer.
3. Tindak lanjut: Pemberian tugas kepada siswa untuk
membuat gambar rangkaian kendali PLC untuk lampu lalu lintas; Penilaian
terhadap laporan hasil demonstrasi mengoperasikan PLC zelio.
Langkah-langkah
metode demonstrasi:
a)
Merumuskan tujuan yang akan dicapai
siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
b)
Mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan dalam demonstrasi.
c)
Mempersiapkan garis besar
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
d)
Menjelaskan kepada siswa tentang topik
yang akan didemonstrasikan.
e)
Melakukan demonstrasi yang akan dilihat
dan ditirukan siswa.
f)
Penguatan melalui diskusi, tanya jawab,
dan latihan.
g)
Kesimpulan dari demonstrasi yang telah
dilakukan.
C. Kelebihan
a. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan
kepada proses belajar, dan tidak tertuju kepada hal lain; siswa memperoleh
persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya, dan; siswa memperoleh pengalaman
praktek, sehingga pembelajaran jadi menyenangkan, siswa lebih aktif dan mudah
menyerap materi pelajaran.
b. Membantu anak didik memahami dengan
jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
c. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
d. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari
hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan
menghadirkan obyek sebenarnya (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000).
e. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
bila di bandingkan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru. Sebab siswa
memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.
f. Bila siswa turut aktif melakukan
demonstrasi, maka siswa akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan
kecakapan dan keterampilan.
g. Beberapa masalah yang menimbulkan
pertanyaan siswa akan dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.
D. Kekurangan
Anak didik terkadang sukar melihat
dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
Tidak semua benda dapat
didemonstrasikan.
Sukar dimengerti bila didemonstrasikan
oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaifudin Bahri
Djamarah, 2000).
Memerlukan persiapan yang lebih matang
, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
Memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan
tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
Memerlukan kemampuan dan keterampilan
guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di
samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus
untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Demonstrasi tidak efektif bila tidak
diikuti kegiatan yang memungkinkan siswa ikut mencoba, yang merupakan
pengalaman yang berharga bagi siswa.
Kadang suatu demonstrasi menjadi kurang
bermakna jika tidak dilakukan ditempat yang sebenarnya.
V. Metode
Simulasi
A.
Kapan
Digunakan
Metode simulasi diartikan sebagai cara penyajian pengajaran
dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar
diperoleh pemahaman tentang hakekat suatu konsep, prinsip atau keterampilan
tertentu.
Metode
ini tepat digunakan pada saat terdapat situasi atau peristiwa yang tidak dapat
dihadirkan secara nyata dalam situasi sebenarnya, misalnya keadaan bulan dan
rotasinya. Terdapat pula konsep-konsep yang harus diresapi dan dirasakan
peserta didik secara langsung, dengan metode ini akan menanamkan sikap
normative kepada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat berperan dan
berkomunikasi secara baik.
B. Langkah-langkah Pembelajarannya
1.
Persiapan Simulasi
§ Menetapkan
topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
§ Guru
memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
§ Guru
menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus
dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
§ Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya kepada siswa yang
terlibat dalam pemeranan simulasi.
2.
Pelaksanaan Simulasi
§ Para
siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
§ Guru
hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
§ Simulasi
hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3.
Penutup
§ Melakukan
diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik
dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
§ Merumuskan
kesimpulan.
C. Kelebihan
Kelebihan Metode
Simulasi
1. Menciptakan kegairahan peserta didik untuk belajar
2. Menumpuk daya cipta peserta didik
3. Menumpuk keberanian dan kemantapan penampilan peserta
didik di depan orang banyak
4. Peserta didik memiliki kesempatan untuk menyalurkan
perasaan yang terpendam sehingga mendapat kepuasan, kesegaran serta kesehatan
jiwa
5. Simulasi dapat dijadikan bekal bagi kehidupannya di
masyarakat
6. Mengurangi hal-hal yang bersifat abstrak dengan
menampilkan kegiatan yang nyata.
7. Dapat ditemukan bakat-bakat baru dalam berperan atau
berakting
D. Kekurangan
Kelemahan Metode
Simulasi
1) Memerlukan pengelompokan peserta didik yang fleksibel,
serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik.
2) Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan
sempurna dengan kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan.
3) Simulasi sebagai alat pelajaran kadang terabaikan menjadi
alat hiburan.
4) Rasa malu, ragu dan tidak percaya diri akan mengakibatkan
simulasi tidak berjalan/terhambat.
VI. Metode
Inkuiri
A.
Kapan
Digunakan
Metode
inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar
berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga
dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kreativitas dalam memecahkan masalah.
Metode
ini tepat digunakan pada saat siswa membutuhkan peran aktif dalam proses
pembelajaran melalui percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa
berkreatifitas dan berfikir kritis untuk menemukan sendiri suatu pengetahuan
yang pada akhirnya mampu menggunakan pengetahuaanya tersebut dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
B.
Langkah-langkah
Pembelajarannya
Menurut Sanjaya (2006:201) mengemukakan Secara umum
bahwa proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuannya
dalam memecahkan masalah.
2)
Merumuskan
masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung
teka teki. Persolan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
berpikir dalam mencari jawaban yang
tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam metode inkuiri,
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3)
Mengajukan
hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Dalam langkah ini, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam memberikan hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat mengajukan jawaban sementara.
Selain itu, kemampuan berpikir yang ada pada diri siswa akan sangat dipengaruhi
oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan
demikian, setiap siswa yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan
hipotesis yang rasional dan logis.
4)
Mengumpulkan
data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percobaan atau eksperimen.
Dalam metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat
penting dalam pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
5) Menguji hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam
pembelajaran. Biasanya yang terjadi dalam pembelajaran, karena banyaknya data
yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap
masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
C.
Kelebihan
Metode
inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai sebagai metode
pembelajaran memiliki beberapa keunggulan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sanjaya (2006:2008) bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
1) Metode inkuiri merupakan metode
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
2) Metode inkuiri memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Metode inkuiri merupakan metode yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan.
4) Keuntungan lain adalah metode
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
D.
Kekurangan
Di
samping keuntungan ada juga kelemahan-kelemahan dalam pendekatan inkuiri,
antara lain:
1) Diperlukan keharusan kesiapan mental
untuk cara belajar.
2) Kalau pendekatan inkuiri diterapkan
dalam kelas dengan jumlah siswa yang besar, kemungkinan besar tidak berhasil.
3) Siswa yang terbiasa belajar dengan
pengajaran tradisional yang telah dirancang guru, biasanya agak sulit untuk
memberi dorongan. Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri.
4) Dampaknya dapat mengecewakan guru dan
siswa sendiri.
5) Lebih mengutamakan dan mementingkan
pengertian, sikap dan keterampilan memberi kesan terlalu idealis.
6) Ada kesan dananya terlalu banyak,
lebih-lebih kalau penemuannya kurang berhasil, hanya merupakan suatu pemborosan
belaka hafalan.
VII. Metode
Sosiodrama
A.
Kapan
Digunakan
Sosiodrama
adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara
manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang
otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman
dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa
untuk memecahkannya (Depdiknas: 23)
Metode ini tepat digunkan pada saat
siswa membutuhkan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah social serta
mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya. Metode ini juga tepat
digunakan untuk pemahaman materi tentang sejarah atau suatu legenda yang
membutuhkan pemahaman serta praktis,
sehingga siswa dapat merasakan secara langsung apa yang terjadi dalam suatu
peristiwa khusus yang diperankannya dalam dramanya.
B.
Langkah-langkah
Pembelajarannya
Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Tahap persiapan Mempersiapkan masalah situasi
hubungan sosial yang akan diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada
tahap persiapan ini guru jugga menjelaskan mengenai peranan-peranan yang
dimainkan, bagaimana pelaksanaan sosio drama dan tatacara pelaksanaan dalam
kegiatan pembelajaran setelahnya.
Dalam sebuah kelas tentunya terdapat jumlah
anak yang tidak semuanya bisa melaksanakan sosio drama, jadi selain menjelaskan
tatacara pelaksanaan sosiodrama, guru juga harus menjelaskan apa yang
harus dilakukan oleh siswa yang menjadi penonton.
b) Penentuan pelaku atau pemeran Setelah menentukan tema pelaksanaan
sosiodrama selanjutnya guru mendorong peserta didik untuk melaksanakan bermain
peran, kemudian guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam sosiodrama
dan yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus dilakukan
oleh pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya menjadi pemeran
terhadap tema belajar kelas mereka kali ini.
c) Tahap permainan sosiodramakemudian
siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang telah
ditentukan sebelumnya selama kurang 4-5 menit berdasarkan pendapat dan inisiatif
mereka sendiri. Abu Ahmadi menambahkan dalam melaksanakan sosio drama siswa
diberi kesempatan untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan, suatu
sikap yang dipikirkan seandainya ia menjadi tokoh yang diperankannya ssecara
spontan.
d) Diskusi Permainan dramatisasi dihentikan,
kemudian para pemaim dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di
bawah pimpinan guru yang di ikuti oleh semua peserta didik. Diskusi
berkissar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita.
Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa kesimpulan.
e) Ulangan permainan Permainan drama yang telah
diperankan oleh beberapa anak sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh
beberapa siswa yang menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi
yang dipimpin oleh guru sebelumnya.
C.
Kelebihan
Adapun kelebiihan metode sosiodrama yang disebutkan oleh Abu
ahmadi adalah sebagai berikut, diantaranya:
1) Memberi kesempatan kepada anak-anak
untuk berperan aktif mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus
melatih keberanian serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang
banyak.
2) Suasana kelas sangat hidup karena
perhatian para murid semakin tertarik melihat adegan seperti keadaan yang
sesungguhnya.
3) Para murid dapat menghayati
seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami, membanding-banding, menganalisa
serta mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
4) Anak-anak menjadi terlatih berpikir
kritis dan sistematis.
D.
Kekurangan
Kekurangan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:
1.
Sebagian
besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.
2.
Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan
dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran
maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3.
Memerlukan
tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
4.
Sering
kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
5.
Metode
ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.
6.
Guru
yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan sesuatu situasi/tingkah
laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak efektif.
7.
Ada
kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah diri
atau malu.
8.
Apabila
pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu
kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai.
VIII. Metode Pemecahan Masalah
A.
Kapan
Digunakan
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan
metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi
berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Penyelesaian
masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk
menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya.
Metode
init tepat digunakan pada saat siswa dituntut untuk belajar memecahkan suatu
masalah. Sehingga siswa dapat berfiir secara ilmiah dan logis bagaimana cara
mengunakan kaidah ilmiah dengan teknik-teknik dan langkah-langkah berfikir
kritis dan rasional.
B.
Langkah-langkah
Pembelajarannya
Penyelesaian masalah
menurut J.Dewey dalam bukunya W.Gulo (2002:115) dapat dilakukan melalui enam
tahap yaitu :
Tahap – Tahap
|
Kemampuan yang diperlukan
|
1) Merumuskan
masalah
|
Mengetahui dan merumuskan masalah
secara jelas
|
2) Menelaah
masalah
|
Menggunakan pengetahuan untuk
memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut
|
3) Merumuskan
hipotesis
|
Berimajinasi dan menghayati ruang
lingkup, sebab – akibat dan alternative penyelesaian
|
4) Mengumpulkan
dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
|
Kecakapan mencari dan menyusun data
menyajikan data dalam bentuk diagram,gambar dan tabel
|
5) Pembuktian
hipotesis
|
Kecakapan menelaah dan membahas data,
kecakapan menghubung – hubungkan dan menghitung
Ketrampilan mengambil keputusan dan
kesimpulan
|
6) Menentukan
pilihan penyelesaian
|
Kecakapan membuat altenatif
penyelesaian kecakapan dengan memperhitungkan akibat yang terjadi pada setiap
pilihan
|
C.
Kelebihan
ü
Dengan
metode ini potensi intelektual dari dalam diri siswa akan meningkat.
ü
Dengan
meningkatkan potensi intelektual dari dalam diri siswa maka akan menimbulkan
motivasi intern bagi siswa.
ü
Dengan
menggunakan metode ini menyebabkan materi yang telah dipelajari akan tahan
lama.
ü
Masing-masing
siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapatnya sehingga para
siswa merasa lebih dihargai dan yang nantinya akan menumbuhkan rasa percaya
diri
ü
Para
siswa akan diajak untuk lebih menghargai orang lain
ü
Untuk
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan lisannya
ü
Mengajak
siswa berpikir secara rasional
ü
Siswa
aktif
ü
Mengembangkan
rasa tanggung jawab
ü
Melatih
siswa untuk mendesain suatu penemuan
ü
Berpikir
dan bertindak kreatif.
ü
Memecahkan
masalah yang dihadapi secara realistis
ü
Mengidentifikasi
dan melakukan penyelidikan
ü
Menafsirkan
dan mengevaluasi hasil pengamatan.
ü
Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
ü
Dapat
membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja.
D.
Kekurangan
§ Bagi siswa yang sangat kurang
pemahaman dasar matematika maka pengajaran dengan metode ini akan sangat
membosankan dan menghilangkan semangat belajarnya.
§ Bila guru tidak berhati-hati dalam
memilih soal pemecahan masalah akan berubah fungsinya menjadi latihan, apabila
tanpa memahami konsep yang dikandung soal-soal tersebut.
§ Karena tidak melihat kualitas
pendapat yang disampaikan terkadang penguasaan materi sering diabaikan
§ Metode ini sering kali menyulitkan
mereka yang sungkan mengutarakan pendapat secara lisan
§ Memakan waktu lama
§ Kebulatan bahan kadang – kadang
sukar dicapai
§ Beberapa pokok bahasan sangat sulit
untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium
menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan
kejadian atau konsep tersebut.
§ Memerlukan alokasi waktu yang lebih
panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
IX. Metode
Latihan (Metode Drill)
A.
Kapan Digunakan
Menurut
(Syaiful Sagala, 2009:21) “Metode drill adalah metode latihan, atau
metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan”.
Metode
ini tepat digunakan pada saat siswa membutuhkan keterampilan yang mengharuskan
mereka untuk melakukannya secara berulng-ulang untuk memahami materi yang siswa
pelajari. Serta dengan metode latihan pula siswa dapat menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu yang membutuhkan pembiasaan untuk melakukannya
setiap hari, misalnya siswa bangun setiap subuh dan belajar secara rutin pada
malam hari sebelum pelajaran dijelaskan oleh guru disekolah.
B.
Langkah-langkah
Pembelajarannya
Langkah-langkah
Penggunaan Metode Latihan Terbimbing (Roestiyah, 2001)
ü Guru
harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan belum bisa
mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna.
ü Mengadakan
latihan terbimbing sehingga timbul response siswa yang berbeda-beda untuk
peningkatan keterampilan dan penyempunaan kecakapan siswa.
ü Memberi
waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan
membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah telah melakukan
latihan dengan tepat dan cepat.
ü Meneliti
hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara bertanya kepada siswa,
serta memperhatikan masa latihan dengan mengubah situasi sehingga menimbulkan
optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang
baik. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang pokok
dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.
ü Guru
perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan
kebutuhan siswa masing-masing dapat berkembang.
C.
Kelebihan
Metode latihan (driil) disebut juga
metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Kelebihan Metode Latihan
1.
Dapat untuk
memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan
menggunakan alat-alat
2.
Dapat untuk
memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan,
pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3.
Dapat
membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
D.
Kekurangan
Metode latihan (driil) disebut juga
metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Kekurangan Metode Latihan
1.
Menghambat
bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis
kepada lingkungan.
3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan
secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
X. Metode
Karyawisata
A.
Kapan
Digunakan
Menurut ibid (dalam
Teguh, 2006) karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek dalam
rangka memperluas pengetahuan. Sedangkan menurut sagala (dalam abimanyu)
menyatakan bahwa karya wisata atau studi wisata sebagai metode pembelajaran
adalah siswa dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan
maksud untuk mempelajari obyek belajar yang ada di tempat itu.
Metode
ini tepat digunakan pada saat siswa membutuhkan pembelajaran langsung
dilapangan untuk mengetahui secara nyata bentuk yang dijelaskan oleh guru
sehingga siswa tidak hanya menerawang atau mengahayal apa yang di bicarakan
oleh guru. Disamping itu metode ini juga cocok digunakan sebagai salah satu
bentuk wisata edukasi yang mendidik.
B.
Langkah-langkah
Pembelajarannya
1.
Persiapan
a) Menentukan
tujuan yang jelas tentang karya wisata.
b) Menetapkan
dengan terperinci hal-hal yang perlu diamati anak-anak.
c) Merumuskan
sejumlah pertanyaan yang akan diajukan nanti.
d) Mengumpulkan
dan mempelajari sejumlah bacaan yang berhubungan dengan karya wisata.
e) Membentuk
panitia atau kelompok khusus yang bertugas antara lain : mengadakan kontak
dengan orng-orang tertentu yang diperlukan, panitia keuangan, tata tertib,
keamanan, pencatat, dan lain-lain.
2.
Perencanaan
a) Hasil
kunjungan pendahuluan dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan
yang meliputi : tujuan karya wisata, pembagian obyek sesuai dengan tujuan,
jenis obyek, dan jumlah siswa.
b) Dibentuk
panitia secara lengkap.
c) Menentukan
metode mengumpulkan data yaitu dengan cara wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
d) Penyusunan
acara selama karya wisata berlangsung.Kepada para siswa harus ditanamkan
disiplin dan menaati jadwal yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan lancer
sesuai dengan rencana.
e) Mengurus
perizinan.
f) Menentukan
biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
3.
Pelaksanaan
Siswa
melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana
kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya
ada siswa yang kurang menaati tata tertib.
4.
Pembuatan Laporan
Hasil
yang diperoleh dan kegiatan dalam karya wisata ditulis dalam bentuk laporan
yang formatnya telah disepakati bersama.
C.
Kelebihan
v Karya
wisata memiliki konsep pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam proses belajar mengajar.
v Membuat
apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di
masyarakat.
v Pengajaran
dengan metode karya wisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa.
v Informasi
sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan actual.
v Dapat
memberi kepuasan kepada murid, karena dapat melihatsecara langsung obyek yang
diamati.
v Guru
lebih mudah menerangkan materi karena bisa mengamati secara langsung obyek yang
dipelajari.
v Para
murid bisa mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif.
D.
Kekurangan
Ø Fasilitas
yang diperlukan sulit disediakan siswa di sekolah.
Ø Biaya
yang digunakan untuk acara ini lebih banyak dari pada metode yang lain.
Ø Memerlukan
kordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan
kegiatan selama karya wisata.
Ø Dalam
karya wisata sering rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan
nsure
studinya menjadi terabaikan.
Ø Sulit
mengatur banyak siswa dalam perjalanan ini dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
Ø Mengganggu
pelajaran yang lain,jika sering dilakukan. Karena menyita banyak waktu,
lebih-lebih kalau tempatnya jauh dari lokasi belajar.
Ø Membutuhkan
perencanaan dan persiapan yang matang.