Sabtu, 15 November 2014

10 Metode pembelajaran

10 Metode Pembelajaran

I.      Metode Diskusi
A.   Kapan Digunakan
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai (Semiwan, 19990 : 76). Sedangkan menurut Suryosubroto (1997 : 179) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
Metode ini tepat digunakan pada saat siswa dan guru dalam proses belajar memecahkan sebuah masalah, dimana para siswa di ajarkan untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara bersama-sama. Dimana dari kesepakatan tersebut akan didapatkan jalan keluar dari permasalah tersebut. Sehingga siswa diajarakan untuk saling menghargai pendapat temannya satu sama lain.


B.    Langkah-langkah Pembelajarannya
Dalam proses diskusi terdapat beberapa prosedur dan fase, yaitu:
1.     Fase dalam Diskusi
§  Persiapan perencanaan diskusi.
§  Pelaksanaan diskusi
§  Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin.
§  Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan  jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.
§  Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas
§  Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.
2.    Metode Dalam Diskusi
§  Pelaksanaan diskusi
a)     Membuat struktur kelompok.
b)    Membagi-bagi tugas dalam diskusi
c)     Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi
d)     Mencatat ide-ide/ saran-saran yang penting
e)     Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta
f)     Menciptakan situasi yang menyenangkan
§  Tindak lanjut diskusi
a)    Membuat kesimpulan/laporan diskusi
b)   Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya
c)    Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.

C.    Kelebihan
·      Keunggulan  Menurut Para Ahli
Zakiah Darajat, mengemukankan kelebihan metode diskusi. Kelebihan metode diskusi ini di antaranya adalah :
1. Adanya partisifasi murid yang terarah terhadap pelajaran tersebut
2. Murid harus berfikir secara kritis, tidak sembarang bicara
3. Murid dapat meningkatkan keberanian.
·      Keunggulan secara Umum
Beberapa keunggulan dalam penggunaan metode diskusi dalam kegiaatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a)  Merangsang kreativitas anak-didik dalam bentuk ide,gagasan-prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
b) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
c)  Memperluas wawasan.
d)  Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
e)  Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
f)  Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
g)  Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.

D.   Kekurangan
ü Kelemahan menurut para ahli
B.Suryo Bruto, mengemukakan bahwa kelemahan metode diskusi adalah :
1.   Suatu diskusi tidak dapat diramal sebelumnya mengenai bagaimana sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan berpartisifasi anggota-anggotanya.
2.  Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
3.  Jalannya diskusi dapat dikuasai didominasi oleh beberapa siswa yang “menonjol”.
4.  Tidak semua topik dapat dijadikan topik diskusi tetapi hanya hal-hal yang menjadi problematic apa yang dapat didiskusikan.
5.  Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
6.  Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah fikir mereka, biasanya sulit untuk mengatasi pokok masalahnya
ü Kelemahan secara umum
Sedangkan kelemahan diskusi ketika digunakan dalam metode pembelajaran adalahsebagai berikut :
1.   Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan
2.  Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3.  Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4.  Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5.  Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
6.  Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
7.  Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.

II.    Metode Kerja Kelompok
A.   Kapan Digunakan
Modjiono (199/1992) : 61) mengemukakan metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Metode ini tepat digunakan pada saat guru atau sekolah kurang mempunyai bahan / media yang cukup untuk para siswa, ini akan sangat membantu siswa dalam belajar. Disamping itu, kerja kelompok dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu siswa yang kurang dalam proses pemahaman belajar. Dari kerja kelompok pula siswa dapat memperbesar partisipasinya dalam belajar karena siswa merasa memiliki bekal untuk ikut berpartisipasi dalam belajar. Disisi lain dengan kerja kelompok dapat dilakukan pembagian pekerjaan siswa, diamana yang awalnya siswa harus mengerjakan semuanya sendirian, siswa terbantu dengan adanya bantuan dari teman-teman satu kelompoknya yang saling membantu pekerjaan kelompok mereka. Yang akhirnya waktu dapat digunakan secara lebih efisien untuk belajar siswa.

B.    Langkah-langkah Pembelajarannya
1. Kegiatan Persiapan
a.   Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b.  Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut kedalam tugas-tugas kelompok.
c.   Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok.
d.  Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
2. Kegiatan Pelaksanaan
a.   Kegiatan Membuka Pelajaran
1)  Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.
2) Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan
3) Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
b) Kegiatan Inti Pelajaran
1)  Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari
2) Membentuk kelompok
3) Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua siswa
4) Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
5) Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.
6) Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.
c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
1)  Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok.
2) Melakukan evaluasi hasil dan proses
Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut.

C.    Kelebihan
Roestiyah N.K (1998 : 17 menyebutkan berapa keuntungan metode kerja kelompok. Keuntungannya ialah:
1.   Dapat memberikan kesempatan para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah
2.  Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.
3.  Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampailan berdiskusi.
4.  Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
5.  Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
6.  Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk megembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.

D.   Kekurangan
a)  Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi maupun intelegensi.
b) Pemimpin kelompok sering sukar untuk memberikan pengertian kepada anggota, menjelaskan, dan pembagian kerja
c)  Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan pemimpin kelompok
d)  Dalam menyelesaikan tugas, sering menyimpang dari rencana karena kurang kontrol dari pemimpin kelompok atau guru.
e)  Sulit membuat tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi kerja kelompok yang komplementer.

III. Metode Pemberian Tugas ( Metode Resitasi )
A.   Kapan Digunakan
Metode resitasi dalam perspektif Mansyur (1996 : 110) adalah guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus mempertanggungjawabkannya. Soekartawi (1995: 19) mendefinisikan bahwa: Metode resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari yang kemudian dipertanggungjawabkan di depan kelas. Juga metode resitasi sering disebut dengan metode pemberian tugas yakni metode dimana siswa diberi tugas khusus di luar jam pelajaran.
Metode ini tepat digunakan pada saat siswa sudah mendapatkan materi dari guru disekolah, sehingga untuk tindak lanjutnya guru memberikan tugas dengan tujuan siswa dapat memahami lebih dalam tentang materi yang telah tersampaikan dirumah masing-masing. Dengan ini dapat terlihat juga seberapa bersar tanggung jawab dan disiplin siswa dalam belajar. Hal ini penting karena dalam belajar siswa tidak selalu mendapat pengawasan dari guru. Dengan pemberian tugas siswa mendapatkan kesempatan untuk melatih diri menjadi seseorang yang lebih mandiri, yang akhirnya akan merangsang daya pikir peserta didik, karena siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

B.    Langkah-langkah Pembelajarannya
Pemberian tugas merupakan seperangkat soal-soal yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran, soal-soal tersebut disusun sedemikian rupa dengan mengacu pada tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mulyasa (2007 : 113) bahwa agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1.   Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
2.  Tugas yang dberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
3.  Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
4.  Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
5.  Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.

C.    Kelebihan
Kelebihan Metode pemberian tugas yaitu :
1)  Pengajaran klasikal cenderung untuk menyesuaikan cara dan kecepatan mengajar terhadap ciri-ciri umum di kelas itu. Hal tersebut menjadi sulit diikuti oleh kelompok yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata. Dengan metode tugas setiap peserta didik dapat bekerja menurut tugas dan tempo belajarnya masing-masing.
2) Metode pemberian tugas digunakan untuk melatih aktivitas, kretivitas, tanggung jawab dan disiplin peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini penting karena dalam kegiatan pengajaran tidak selamanya peserta didik mendapat pengawasan dari guru.
3) Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara mandiri.
4) Metode pemberian tugas dapat merangsang daya pikir peserta didik, karena mereka dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya.
5) Pemberian tugas disamping dapat dilakukan secara individu bisa juga dilakukan secara kelompok, dalam hal ini peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil.

D.   Kekurangan
Kekurangan Metode pemberian tugas yaitu :
a)    Apabila diberikan tugas kelompok, seringkali yang mengerjakannya hanya peserta didik tertentu saja. Sedangkan yang lainnya hanya numpang saja.
b)   Apabila tugas diberikan diluar kelas, sulit untuk mengontrol peserta didik bekerja secara mandiri dan menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya.
c)    Metode pemberian tugas menuntut tanggung jawab guru yang besar untuk memeriksa dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.
d)   Sering terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode pemberian tugas dari pengajaran menjadi semacam hukuman.
e)    Apabila tugas sulit dikerjakan akan menyita waktu peserta didik untuk kegiatan lainnya.

IV.   Metode Demonstrasi
A. Kapan Digunakan
Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000).
Metode ini tepat digunakan pada saat guru harus mengajar atau menyajikan bahan pelajaran dengan memprtunjukan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk menunjukkan proses tertentu. Dengan demonstrasi guru dapat mempraktikan secara langsung materi yang ingin disampaikan dan siswa akan menangkap pelajaran lebih cepat dari pada hanya mendengarkan ceramah dari guru.

B.  Langkah-langkah Pembelajarannya
Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah: Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apa bila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa.
Beberapa petunjuk penggunaan metode demonstrasi:
1.      Perencanaan: Menentukan tujuan demonstrasi mengoperasikan PLC zelio logic smart relay; Menetapkan langkah-langkah pokok demonstrasi membuat gambar kendali zelio di komputer; dan Menyiapkan alat-alat yang diperlukan seperti PLC trainner dan komputer.
2.     Pelaksanaan: Mengusahakan agar demonstrasi pembuatan gambar kendali zelio di komputer dapat diikuti dan diamati oleh seluruh siswa melalui proyektor; Menumbuhkan sikap krisis pada siswa sehingga terjadi Tanya jawab, dan diskusi tentang masalah PLC zelio logic smart relay; Memberi kesempatan pada setiap siswa untuk mencoba membuat gambar rangkaian kendali zelio di komputer sehingga siswa merasa yakin tentang suatu proses operasi rangkaian kendali PLC zelio logic; Membuat penilaian dari kegiatan siswa dalam demonstrasi menggunakan PLC zelio logic tersebut, seperti gambar hasil karya siswa yang dibuat di komputer.
3.     Tindak lanjut: Pemberian tugas kepada siswa untuk membuat gambar rangkaian kendali PLC untuk lampu lalu lintas; Penilaian terhadap laporan hasil demonstrasi mengoperasikan PLC zelio.
Langkah-langkah metode demonstrasi:
a)   Merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
b)  Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam demonstrasi.
c)   Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
d)  Menjelaskan kepada siswa tentang topik yang akan didemonstrasikan.
e)   Melakukan demonstrasi yang akan dilihat dan ditirukan siswa.
f)   Penguatan melalui diskusi, tanya jawab, dan latihan.
g)   Kesimpulan dari demonstrasi yang telah dilakukan.

C.  Kelebihan
a.       Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar, dan tidak tertuju kepada hal lain; siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya, dan; siswa memperoleh pengalaman praktek, sehingga pembelajaran jadi menyenangkan, siswa lebih aktif dan mudah menyerap materi pelajaran.
b.      Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
c.       Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
d.      Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000).
e.       Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila di bandingkan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru. Sebab siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.
f.       Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan.
g.      Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.

D. Kekurangan
*   Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
*   Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
*   Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000).
*   Memerlukan persiapan yang lebih matang , sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
*   Memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
*   Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
*   Demonstrasi tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan siswa ikut mencoba, yang merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa.
*   Kadang suatu demonstrasi menjadi kurang bermakna jika tidak dilakukan ditempat yang sebenarnya.

V.     Metode Simulasi
A.   Kapan Digunakan
Metode simulasi diartikan sebagai cara penyajian pengajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakekat suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. 
Metode ini tepat digunakan pada saat terdapat situasi atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan secara nyata dalam situasi sebenarnya, misalnya keadaan bulan dan rotasinya. Terdapat pula konsep-konsep yang harus diresapi dan dirasakan peserta didik secara langsung, dengan metode ini akan menanamkan sikap normative kepada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat berperan dan berkomunikasi secara baik.

B.  Langkah-langkah Pembelajarannya
1.    Persiapan Simulasi
§  Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.
§  Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
§  Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
§  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya kepada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2.    Pelaksanaan Simulasi
§  Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
§  Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
§  Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
§  Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3.    Penutup
§  Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.  Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
§  Merumuskan kesimpulan.
C.  Kelebihan
Kelebihan Metode Simulasi
1.   Menciptakan kegairahan peserta didik untuk belajar
2.  Menumpuk daya cipta peserta didik
3.  Menumpuk keberanian dan kemantapan penampilan peserta didik di depan orang banyak
4.  Peserta didik memiliki kesempatan untuk menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga mendapat kepuasan, kesegaran serta kesehatan jiwa
5.  Simulasi dapat dijadikan bekal bagi kehidupannya di masyarakat
6.  Mengurangi hal-hal yang bersifat abstrak dengan menampilkan kegiatan yang nyata.
7.  Dapat ditemukan bakat-bakat baru dalam berperan atau berakting

D. Kekurangan
Kelemahan Metode Simulasi
1)  Memerlukan pengelompokan peserta didik yang fleksibel, serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik.
2) Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan.
3) Simulasi sebagai alat pelajaran kadang terabaikan menjadi alat hiburan.
4) Rasa malu, ragu dan tidak percaya diri akan mengakibatkan simulasi tidak berjalan/terhambat.

VI.   Metode Inkuiri
A.   Kapan Digunakan
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
Metode ini tepat digunakan pada saat siswa membutuhkan peran aktif dalam proses pembelajaran melalui percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa berkreatifitas dan berfikir kritis untuk menemukan sendiri suatu pengetahuan yang pada akhirnya mampu menggunakan pengetahuaanya tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
B.    Langkah-langkah Pembelajarannya
Menurut  Sanjaya (2006:201) mengemukakan Secara umum bahwa proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas  menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. 
2)     Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki. Persolan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir  dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3)     Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Dalam langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara  yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat mengajukan jawaban sementara. Selain itu, kemampuan berpikir yang ada pada diri siswa akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap siswa yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4)     Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percobaan atau eksperimen. Dalam metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran  guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5)     Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
6)     Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam pembelajaran. Biasanya yang terjadi dalam pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

C.    Kelebihan
Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sebab metode inkuiri sebagai sebagai metode pembelajaran memiliki beberapa keunggulan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006:2008) bahwa metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1)  Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
2) Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya perubahan.
4) Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

D.   Kekurangan
Di samping keuntungan ada juga kelemahan-kelemahan dalam pendekatan inkuiri, antara lain:
1)  Diperlukan keharusan kesiapan mental untuk cara belajar.
2) Kalau pendekatan inkuiri diterapkan dalam kelas dengan jumlah siswa yang besar, kemungkinan besar tidak berhasil.
3) Siswa yang terbiasa belajar dengan pengajaran tradisional yang telah dirancang guru, biasanya agak sulit untuk memberi dorongan. Lebih-lebih kalau harus belajar mandiri.
4) Dampaknya dapat mengecewakan guru dan siswa sendiri.
5) Lebih mengutamakan dan mementingkan pengertian, sikap dan keterampilan memberi kesan terlalu idealis.
6) Ada kesan dananya terlalu banyak, lebih-lebih kalau penemuannya kurang berhasil, hanya merupakan suatu pemborosan belaka hafalan.

VII. Metode Sosiodrama
A.   Kapan Digunakan
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya (Depdiknas: 23)
Metode ini tepat digunkan pada saat siswa membutuhkan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah social serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya. Metode ini juga tepat digunakan untuk pemahaman materi tentang sejarah atau suatu legenda yang membutuhkan  pemahaman serta praktis, sehingga siswa dapat merasakan secara langsung apa yang terjadi dalam suatu peristiwa khusus yang diperankannya dalam dramanya.


B.    Langkah-langkah Pembelajarannya
Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a)     Tahap persiapan Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan diperagakan atau  pemilihan tema cerita. Pada tahap persiapan ini guru jugga menjelaskan mengenai  peranan-peranan yang dimainkan, bagaimana pelaksanaan sosio drama dan tatacara pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran setelahnya.
Dalam sebuah kelas tentunya terdapat jumlah anak yang tidak semuanya bisa melaksanakan sosio drama, jadi selain menjelaskan tatacara pelaksanaan  sosiodrama, guru juga harus menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa yang menjadi penonton.
b)    Penentuan pelaku atau pemeran Setelah menentukan tema pelaksanaan sosiodrama selanjutnya guru mendorong peserta didik untuk melaksanakan bermain peran, kemudian guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam sosiodrama dan yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya menjadi pemeran terhadap tema belajar kelas mereka kali ini.
c)     Tahap permainan sosiodramakemudian siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang telah ditentukan sebelumnya selama kurang 4-5 menit berdasarkan pendapat dan inisiatif mereka sendiri. Abu Ahmadi menambahkan dalam melaksanakan sosio drama siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan, suatu sikap yang dipikirkan seandainya ia menjadi tokoh yang diperankannya ssecara spontan.
d)     Diskusi Permainan dramatisasi dihentikan, kemudian para pemaim dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan guru yang di ikuti  oleh semua peserta didik. Diskusi berkissar pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita. Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa kesimpulan.
e)     Ulangan permainan Permainan drama yang telah diperankan oleh beberapa anak sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh beberapa siswa yang menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi yang dipimpin oleh guru sebelumnya.

C.    Kelebihan
Adapun kelebiihan metode sosiodrama yang disebutkan oleh Abu ahmadi adalah sebagai berikut, diantaranya:
1)  Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang banyak.
2) Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.
3) Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami, membanding-banding, menganalisa serta mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
4) Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.

D.   Kekurangan
Kekurangan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:
1.    Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.
2.     Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3.    Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
4.    Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
5.    Metode ini membutuhkan ketekunan, kecermatan dan waktu cukup lama.
6.    Guru yang kurang kreatif biasanya sulit berperan menirukan sesuatu situasi/tingkah laku sosial yang berarti pula metode ini baginya sangat tidak efektif.
7.    Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah diri atau malu.
8.    Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai.


VIII. Metode Pemecahan Masalah
A.   Kapan Digunakan
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya.
Metode init tepat digunakan pada saat siswa dituntut untuk belajar memecahkan suatu masalah. Sehingga siswa dapat berfiir secara ilmiah dan logis bagaimana cara mengunakan kaidah ilmiah dengan teknik-teknik dan langkah-langkah berfikir kritis dan rasional.

B.    Langkah-langkah Pembelajarannya
Penyelesaian masalah menurut J.Dewey dalam bukunya W.Gulo (2002:115) dapat dilakukan melalui enam tahap  yaitu :
Tahap – Tahap
Kemampuan yang diperlukan
1)      Merumuskan masalah
Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas
2)      Menelaah masalah
Menggunakan pengetahuan untuk memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut
3)      Merumuskan hipotesis
Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab – akibat dan alternative penyelesaian
4)      Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Kecakapan mencari dan menyusun data menyajikan data dalam bentuk diagram,gambar dan tabel
5)      Pembuktian hipotesis 
Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung – hubungkan dan menghitung
Ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan
6)      Menentukan pilihan penyelesaian
Kecakapan membuat altenatif penyelesaian kecakapan dengan memperhitungkan akibat yang terjadi pada setiap pilihan

C.    Kelebihan
ü Dengan metode ini potensi intelektual dari dalam diri siswa akan meningkat.
ü Dengan meningkatkan potensi intelektual dari dalam diri siswa maka akan menimbulkan motivasi intern bagi siswa.
ü Dengan menggunakan metode ini menyebabkan materi yang telah dipelajari akan tahan lama.
ü Masing-masing siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapatnya sehingga para siswa merasa lebih dihargai dan yang nantinya akan menumbuhkan rasa percaya diri
ü Para siswa akan diajak untuk lebih menghargai orang lain
ü Untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan lisannya
ü Mengajak siswa berpikir secara rasional
ü Siswa aktif
ü Mengembangkan rasa tanggung jawab
ü Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
ü Berpikir dan bertindak kreatif.
ü Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
ü Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
ü Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
ü Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
ü Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

D.   Kekurangan
§  Bagi siswa yang sangat kurang pemahaman dasar matematika maka pengajaran dengan metode ini akan sangat membosankan dan menghilangkan semangat belajarnya.
§  Bila guru tidak berhati-hati dalam memilih soal pemecahan masalah akan berubah fungsinya menjadi latihan, apabila tanpa memahami konsep yang dikandung soal-soal tersebut.
§  Karena tidak melihat kualitas pendapat yang disampaikan terkadang penguasaan materi sering diabaikan
§  Metode ini sering kali menyulitkan mereka yang sungkan mengutarakan pendapat secara lisan
§  Memakan waktu lama
§  Kebulatan bahan kadang – kadang sukar dicapai
§  Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
§  Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

IX.   Metode Latihan (Metode Drill)
A.   Kapan Digunakan
Menurut (Syaiful Sagala, 2009:21) “Metode drill adalah metode latihan, atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan”.
Metode ini tepat digunakan pada saat siswa membutuhkan keterampilan yang mengharuskan mereka untuk melakukannya secara berulng-ulang untuk memahami materi yang siswa pelajari. Serta dengan metode latihan pula siswa dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang membutuhkan pembiasaan untuk melakukannya setiap hari, misalnya siswa bangun setiap subuh dan belajar secara rutin pada malam hari sebelum pelajaran dijelaskan oleh guru disekolah.

B.    Langkah-langkah Pembelajarannya
Langkah-langkah Penggunaan Metode Latihan Terbimbing (Roestiyah, 2001)
ü Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.
ü Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan belum bisa mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna.
ü Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul response siswa yang berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan penyempunaan kecakapan siswa.
ü Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah telah melakukan latihan dengan tepat dan cepat.
ü Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara bertanya kepada siswa, serta memperhatikan masa latihan dengan mengubah situasi sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang baik. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.
ü Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dapat berkembang.

C.    Kelebihan
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Kelebihan Metode Latihan
1.      Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat
2.     Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3.     Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

D.   Kekurangan
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Kekurangan Metode Latihan
1.   Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2.  Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3.  Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.

X.     Metode Karyawisata
A.   Kapan Digunakan
Menurut ibid (dalam Teguh, 2006) karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan. Sedangkan menurut sagala (dalam abimanyu) menyatakan bahwa karya wisata atau studi wisata sebagai metode pembelajaran adalah siswa dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk mempelajari obyek belajar yang ada di tempat itu.
Metode ini tepat digunakan pada saat siswa membutuhkan pembelajaran langsung dilapangan untuk mengetahui secara nyata bentuk yang dijelaskan oleh guru sehingga siswa tidak hanya menerawang atau mengahayal apa yang di bicarakan oleh guru. Disamping itu metode ini juga cocok digunakan sebagai salah satu bentuk wisata edukasi yang mendidik.

B.    Langkah-langkah Pembelajarannya
1.     Persiapan
a)  Menentukan tujuan yang jelas tentang karya wisata.
b) Menetapkan dengan terperinci hal-hal yang perlu diamati anak-anak.
c)  Merumuskan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan nanti.
d)  Mengumpulkan dan mempelajari sejumlah bacaan yang berhubungan dengan karya wisata.
e)  Membentuk panitia atau kelompok khusus yang bertugas antara lain : mengadakan kontak dengan orng-orang tertentu yang diperlukan, panitia keuangan, tata tertib, keamanan, pencatat, dan lain-lain.
2.    Perencanaan
a)  Hasil kunjungan pendahuluan dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi : tujuan karya wisata, pembagian obyek sesuai dengan tujuan, jenis obyek, dan jumlah siswa.
b) Dibentuk panitia secara lengkap.
c)  Menentukan metode mengumpulkan data yaitu dengan cara wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
d)  Penyusunan acara selama karya wisata berlangsung.Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dan menaati jadwal yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan lancer sesuai dengan rencana.
e)  Mengurus perizinan.
f)  Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
3.    Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang menaati tata tertib.
4.    Pembuatan Laporan
Hasil yang diperoleh dan kegiatan dalam karya wisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.

C.    Kelebihan
v Karya wisata memiliki konsep pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.
v Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
v Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa.
v Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan actual.
v Dapat memberi kepuasan kepada murid, karena dapat melihatsecara langsung obyek yang diamati.
v Guru lebih mudah menerangkan materi karena bisa mengamati secara langsung obyek yang dipelajari.
v Para murid bisa mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif.

D.   Kekurangan
Ø Fasilitas yang diperlukan sulit disediakan siswa di sekolah.
Ø Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak dari pada metode yang lain.
Ø Memerlukan kordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.
Ø Dalam karya wisata sering rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan nsure studinya menjadi terabaikan.
Ø Sulit mengatur banyak siswa dalam perjalanan ini dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
Ø Mengganggu pelajaran yang lain,jika sering dilakukan. Karena menyita banyak waktu, lebih-lebih kalau tempatnya jauh dari lokasi belajar.

Ø Membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang.